Sabtu, 14 April 2018

Review Jurnal Quantum Komputer


Analisa Jurnal Asing Mengenai Quantum Computing
Experimental quantum computing without entanglement
B. P. Lanyon, M. Barbieri, M. P. Almeida and A. G. White
Department of Physics and Centre for Quantum Computer Technology,
University of Queensland, Brisbane 4072, Australia

A. QUANTUM COMPUTING
            Sebuah alat hitung yang menggunakanx mekanika kuantum seperti superposisi dan keterkaitan, yang digunakan untuk peng-operasi-an data. Perhitungan jumlah data pada komputasi klasik dihitung dengan bit, sedangkan perhitungan jumlah data pada komputer kuantum dilakukan dengan qubit. Prinsip dasar komputer kuantum adalah bahwa sifat kuantum dari partikel dapat digunakan untuk mewakili data dan struktur data, dan bahwa mekanika kuantum dapat digunakan untuk melakukan operasi dengan data ini. Dalam hal ini untuk mengembangkan komputer dengan sistem kuantum diperlukan suatu logika baru yang sesuai dengan prinsip kuantum.
Sejarah singkat
Pada tahun 1970-an pencetusan atau ide tentang komputer kuantum pertama kali muncul oleh para fisikawan dan ilmuwan komputer, seperti Charles H. Bennett dari IBM, Paul A. Benioff dari Argonne National Laboratory, Illinois, David Deutsch dari University of Oxford, dan Richard P. Feynman dari California Institute of Technology (Caltech).
Feynman dari California Institute of Technology yang pertama kali mengajukan dan menunjukkan model bahwa sebuah sistem kuantum dapat digunakan untuk melakukan komputasi. Feynman juga menunjukkan bagaimana sistem tersebut dapat menjadi simulator bagi fisika kuantum.
Pada tahun 1985, Deutsch menyadari esensi dari komputasi oleh sebuah komputer kuantum dan menunjukkan bahwa semua proses fisika, secara prinsipil, dapat dimodelkan melalui komputer kuantum. Dengan demikian, komputer kuantum memiliki kemampuan yang melebihi komputer klasik.
Pada tahun 1995, Peter Shor merumuskan sebuah algoritma yang memungkinkan penggunaan komputer kuantum untuk memecahkan masalah faktorisasi dalam teori bilangan.
Sampai saat ini, riset dan eksperimen pada bidang komputer kuantum masih terus dilakukan di seluruh dunia. Berbagai metode dikembangkan untuk memungkinkan terwujudnya sebuah komputer yang memilki kemampuan yang luar biasa ini. Sejauh ini, sebuah komputer kuantum yang telah dibangun hanya dapat mencapai kemampuan untuk memfaktorkan dua digit bilangan. Komputer kuantum ini dibangun pada tahun 1998 di Los Alamos, Amerika Serikat, menggunakan NMR (Nuclear Magnetic R`Esonance).

B. PEMBAHASAN SINGKAT JURNAL
         Entanglement secara luas diyakini terletak pada keuntungan yang ditawarkan oleh sebuah komputer kuantum. Ini didukung oleh penemuan bahwa negara komputer kuantum harus menghasilkan sejumlah besar keterikatan untuk menawarkan kecepatan apapun di atas komputer klasik. Meskipun model ini tidak dapat mengimplementasikan algoritma secara efisien namun dapat memecahkan berbagai masalah penting yang signifikan bagi komunitas ilmiah. Di sini kita eksperimental menerapkan kasus orde pertama dari algoritma DQC1 kunci dan eksplisit ciri korelasi non-klasik yang dihasilkan.       Hasil menunjukkan bahwa sementara tidak ada keterikatan algoritma tidak menimbulkan korelasi non-klasik lainnya, yang kita mengukur menggunakan perselisihan-kuantum ukuran kuat korelasi non klasik yang mencakup keterikatan sebagai subset. hasil kami menunjukkan bahwa perselisihan bisa menggantikan keterikatan sebagai sumber daya yang diperlukan untuk kuantum komputasi kecepatan-up. Selanjutnya, DQC1 jauh lebih sumber daya intensif daripada komputasi kuantum universal dan implementasi kami di arsitektur scalable mengarah pada model sebagai tujuan jangka pendek yang praktis.
Metode
           Foton yang dihasilkan melalui parametrik turun konversi spontan dari modus-terkunci Ti frekuensi-dua kali lipat: Sapphire Laser (820nm → 410nm, Δτ = 80fs di 82MHz) melalui Tipe-I 2mm BiB3O6 kristal. Foton disaring oleh  filter antar ference di 820 ± 1.5nm; dikumpulkan menjadi dua serat optik single-mode; disuntikkan ke mode-ruang bebas c dan r, dideteksi menggunakan serat-coupled foton tunggal menghitung modul (D1-D2). Cnot yang dibutuhkan diimplementasikan menggunakan teknik standar yang melibatkan gangguan non-klasik pada beamsplitter sebagian polarisasi dan pengukuran proyektif [25, 26, 27].Untuk meningkatkan tingkat count, kita mencapai keseimbangan yang benar dengan pre-biasing negara c masukan [25, 26, 27]. Probabilitas keberhasilan algoritma adalah 1/12. Interferometer quired ulang menggunakan pasangan kalsit balok displacer [28].
                Setiap qubit berjalan melalui polarisasi interferometer. Perbedaan jalan yang lebih besar dari foton koherensi hasil panjang dalam sepenuhnya decohered-yaitu, qubit sepenuhnya campuran-fotonik. Peneliti mengubah jalur berbeda- ence dengan memutar satu kalsit balok displacer dari sepasang sekitar sumbu tegak lurus terhadap bidang didefinisikan oleh dua jalur.
              Semua bar error dihitung melalui foton perhitungan ketidakpastian dijelaskan oleh statistik poissonian. Peneliti menggunakan definisi standar untuk perhitungan χ2 berkurang, memungkinkan untuk tiga derajat kebebasan (dalam implementasi kami kedua bagian real dan imajiner dari jejak adalah fungsi trigonometri sederhana didefinisikan oleh amplitudo, frekuensi dan phase, Eqn. 3).

C. HASIL EKSPERIMEN
           Entanglement merupakan suatu keterkaitan yang secara meluas diyakini sebagai pusat dari komputer kuantum. Dengan adanya Entanglement memberikan keuntungan dan lebih mudah digunakan dalam pengaplikasiannya sehingga memberikan kecepatan yang tepat daripada kompouter klasik. Namun, komputasi kuantum deterministic dengan satu qubit murni (DQC1) dapat banyak menghasilkan jumlah marjinal belitan.
         Adapun kekurangan dari eksperimen Entanglement ini yaitu tidak dapat menggunakan sembarang algortima. Pada eksperimen ini menerapkan kasus orde pertama dari algoritma DQC1 kunsi dan eksplisit ciri korelasi non-klasik yang dihasilkan. Pada pengujian ini, sementara dihasilkan bahwa jika tidak adanya algoritma maka tidak akan menimbulkan korelasi non klasik. Hasil dari pengujian ini didapatkan bahwa perbedaan yang terjadi dapat menggantikan entanglement sebagai sumber daya intensif daripada komputasi kuantum universal dan implementasi pengujian ini pada arsitektur skala yang lebih difokuskan pada model sebagai tujuan jangka pendek yang praktis.

D. ANALISIS KELEBIHAN & KEKURANGAN JURNAL ASING DENGAN JURNAL LOKAL
1.Jurnal Asing
     KELEBIHAN :
Penggunaan bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional pun membuat jurnal luar lebih mudah untuk di telaah, karena memungkinkan penelaah berasal dari banyak Negara.
Abstrak lebih jelas, sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut
Prosedur penelitian disusun dengan teratur, sehingga mudah untuk dipahami.
kesimpulan yang dibuat sudah terperinci dan dipaparkan secara jelas

      KEKURANGAN:
Tidak mencantumkan kata kunci

2.Jurnal Lokal
      KELEBIHAN:
Cukup jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan.

      KEKURANGAN:
Tidak ditulis dalam salah satu bahasa resmi perserikatan bangsa bangsa (PBB), seperti Inggris, Perancis, Spanyol, Arab, dan Cina.
Jurnal-jurnal ilmiaih yang terdapat di Indonesia masih memiliki kendala yang dihadapi`terutama di kualitas dan pembiayaan penelitiannya.

E. HUBUNGAN JURNAL DENGAN KOMPUTER KUANTUM
        Quantum Computer atau Komputer Kuantum memanfaatkan fenomena ‘aneh’ yang disebut sebagai superposisi. Dalam mekanika kuantum, suatu partikel bisa berada dalam dua keadaan sekaligus. Inilah yang disebut keadaan superposisi. Dalam komputer kuantum, selain 0 dan 1 dikenal pula superposisi dari keduanya. Ini berarti keadaannya bisa berupa 0 dan 1, bukan hanya 0 atau 1 seperti di komputer digital biasa. Komputer kuantum tidak menggunakan Bits tetapi QUBITS (Quantum Bits). Karena kemampuannya untuk berada di bermacam keadaan (multiple states), komputer kuantum memiliki potensi untuk melaksanakan berbagai perhitungan secara simultan sehingga jauh lebih cepat dari komputer digital.
       Komputer kuantum menggunakan partikel yang bisa berada dalam dua keadaan sekaligus, misalnya atomatom yang pada saat yang sama berada dalam keadaan tereksitasi dan tidak tereksitasi, atau foton (partikel cahaya) yang berada di dua tempat berbeda pada saat bersamaan. Pada jurnal Experimental quantum computing without entanglement menggunakan metode yang sama atau kebanyakan orang pakai di komputer kuantum yaitu foton. Metode foton yang digunakan dihasilkan melalui parametrik turun konversi spontan dari modus-terkunci Ti frekuensi-dua kali lipat: Sapphire Laser (820nm → 410nm, Δτ = 80fs di 82MHz) melalui Tipe-I 2mm BiB3O6 kristal.

F. KESIMPULAN
Entanglement merupakan suatu keterkaitan yang secara meluas diyakini sebagai pusat dari komputer kuantum. Dengan adanya Entanglement memberikan keuntungan dan lebih mudah digunakan dalam pengaplikasiannya sehingga memberikan kecepatan yang tepat daripada kompouter klasik.
Metode yang digunakan adalah Foton yang dihasilkan melalui parametrik turun konversi spontan dari modus-terkunci Ti frekuensi-dua kali lipat: Sapphire Laser (820nm → 410nm, Δτ = 80fs di 82MHz) melalui Tipe-I 2mm BiB3O6 kristal.
Semua bar error dihitung melalui foton perhitungan ketidakpastian dijelaskan oleh statistik poissonian.

sumber : http://arxiv.org/pdf/quant-ph/9708022